Berdasarkan
Permenkes, Nomor 033 Tahun 2012 Bahan yang dilarang sebagai BTP :
1. Asam borat dan senyawanya (Boric acid),
2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic acid and, its salt),
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC),
4. Dulsin (Dulcin),
5. Formalin (Formaldehyde),
6. Kalium bromat (potassium bromate),
7. Kalium chlorat (Potassium chlorate),
8. Kloramfenikol (Chloramphenicol),
9. Minyak nabati dibrominasi (Brominated vegetable oils),
10.
Nitrofurazon (Nitrofurazone),
11.
Dulkamara (Dulcamara),
12.
Kokain (Cocaine),
13.
Nitrobenzen (Nitrobenzene),
14.
Sinamil antranilat (Cinnamyl anttranilate),
15.
Dihidrosafrol (Dihydrosafrole),
16.
Biji tonka (Tonka bean),
17.
Minyak kalamus (Calamus oil),
18.
Minyak tansi (Tansy oil)
19.
Minyak sasafras (Sasafras oil)
Asam
Borat (Boraks)
Asam borat merupakan
senyawa bor yang dikenal juga dengan nama borax.Di jawa barat dikenal juga
dengan nama” bleng”, di jawa tengah dan jawa timur dikenal dengan nama
“pijer”.Tujuan penambahan boraks pada proses pengolahan makanan adalah untuk
meningkatkan kekenyalan, kerenyahan , serta memberikanras gurih dan kepadatan
terutama pada jenis makanan yang mengandung pati.
Biasanya boraks
digunakan pada pembuatan bakso, kerupuk, mie basah dan pengawet ikan atau ayam.
Pada dasarnya boraks digunakan untuk pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Dalam air,
boraks akan terurai menjadi natrium hidroksida dan asam boraks.
Boraks ( barie
acid borax Z) biasanya digunakan juga dalam industry gelas, pelican porselin,
alat pembersih, dan anti septic. Kegunaan boraks sebenarnya ialah sebagai zat
antiseptic, obat pencuci mata ( barie acid 30%), salep ( boorsalp ) untuk
menyembuhkan penyakit kulit, salep untuk mengobati bibir ( borak gliserin ),
dan pembasmi semut ( barie acid boraks ).
Efek farmakologi
dan toksisitas senyawa boron atau asam borat merupakan bakterisida lemah .
Larutan jenuhnya tidak membunuh Staphylococcus aureus, Oleh karena toksisitas
lemah sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet panngan,Walaupun
demikian, pemakaian berulang atau absorpsi berlebihan dapat mengakibatkan
toksik ( keracunan ). Gejala dapat berupa mual, muntah, diare, suhu tubuh
menurun, lemah,sakit kepala, rash erythematous, anoreksia, berat badan menurun,
ruam kulit, anemia, dan konvulsi dan bahkan bisa menimbulkan shock.Dan bila
dikonsumsi terus menerus bisa menyebabkan gangguan pada gerak pencernaan usus,
kelainan pada susunan saraf, depresi, dan kekacaun mental.Dalam jumlah serta
dosis tertentu borak bisa menyebabkan degradasi mental,serta rusaknyta saluran
pencernaan, ginjal, hati, dan kulit karena boraks cepat terabsorpsi oleh
saluran pernapasan dan pencernaan, kulit luka, atau membrane mukosa.Kematian
pada orang dewasa dapt terjadi dalam dosis 15 – 25 gram,sedangkan pada anak
anak dalam dosis 5 – 6 gram.2.
Asam
Salisilat
Asam salisilat
sering disebut aspirin, dalam pengobatan digunakan sebagai analgetik dan anti
inflamasi. Pada mulanya, asam salisilat digunakan untuk mencegah jamur pada
buah di pabrik cuka, tetapi pada akhirnya pemerintah Amerika melarang karena
mempunyai efek tidak baik bagi kesehatan. Bila masuk ke dalam tubuh menyebabkan
pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.
Asam salisilat
dilarang digunakan sebagai bahan pengawet makanan di Indonesia. Pasalnya, asam
salisilat memiliki iritasi kuat ketika terhirup atau tertelan. Bahkan ketika
ditambah air, asam salisilat tetap memberikan gangguan kesehatan pada tubuh
karena dapat menyebabkan nyeri, mual, dan muntah jika tertelan. Pada sebuah
sebuah survei terhadap sup sayuran, disebutkan bahwa sup sayuran nonorganik
mengandung asam salisilat hampir enam kali lipat ketimbang sup sayuran organik.
Kandungan asam salisilat dalam tanaman secara alami berguna untuk tanaman
bertahan dari serangan penyakit. Namun bila kandungan asam salisilat melebihi
dan berlebihan masuk ke dalam tubuh, maka gangguan kesehatan dapat terjadi,
misalnya terjadi pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran
pencernaan.
Dietilpirokarbonat
(DEPC)
DEPC pada
mulanya digunakan sebagai pencegah peragian pada pembuatan minuman beralkohol
dan minuman ringan. Juga sering digunakan pada pengawetan susu, sari jeruk dan
minuman buah-buahan. Tetapi ternyata DEPC termasuk dalam bahan kimia
karsinogenik. Dietilpirokarbonat (DEP) termasuk di dalam bahan kimia
karsinogenik mengandung unsur kimia C6H10O5 adalah bahan kimia sintetis yg tdk
ditemukan dlm produk-produk alami dan digunakan sebagai pencegah peragian pada minuman
yang mengandung alkohol maupun minuman yang tidak beralkohol. DEP sering
digunakan untuk susu dan produk susu, bir, jus jeruk dan minuman buah-buahan
lain sehingga minuman ini dapat bertahan lama. DEP apabila masuk ke dalam tubuh
dan terakumulasi dalam jangka panjang, dapat memicu timbulnya kanker.
Dulsin
Dulsin adalah
pemanis buatan yang memiliki rasa manis 250 kali gula tebu. Beberapa tahun
digunakan ternyata dulsin mengakibatkan sifat karsinogenik pada hewan percobaan.
Dulsin telah
diusulkan untuk digunakan sebagai pemanis tiruan. Dulsin ditarik total dari
peredaran pada tahun 1954 setelah dilakukan pengetesan dulsin pada hewan dan
menampakkan sifat karsinogenik yang dapat memicu munculnya kanker.
Kalium
Klorat
Kalium klorat biasanya
digunakan sebagai pemutih, bahan peledak dan pembuat korek api. Penggunaan pada
makanan dilarang sejak 1988 karena menyebabkan nyeri perut, kerusakan ginjal
dan hati.
Kalium klorat (KClO3)
salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga sering dimasukkan dalam obat
kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988, Pemerintah Indonesia sudah
melarang penggunaan kalium klorat sebagai bahan tambahan makanan karena senyawa
ini dapat merusak tubuh bahkan kematian. Jika terpapar dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan dalam darah), kerusakan hati dan
ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan
bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah dan diare. Brominated vegetabl oil,
kloramfenikol dan Nitrofurazon merupakan bahan tambahan yang dilarang
penggunaannya.
Kloramfenikol
Kloramfenikol
disebut juga chloromycetin adalah antibiotik. Pada saat ini kloramfenikol
dilarang ditambahkan pada makanan hewan karena akan mengkontaminasi daging
hewan yang pada akhirnya akan membahayakan konsumen. Kloramfenikol merupakan
antibiotic spectrum luas yang mempunyai aktivitas bakteriostatik dan pada dosis
tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya bakterinya bekerja dengan menghambat sintesis
protein dengan jalan meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah
penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloremfenikol efektif terhadap
bakteri aerob gram negative.
Kloremfenikol berkhasiat untuk pengobatan infeksi
yang disebabkan oleh salmonella thypi dan salmonella parathypi, namun tidak aktif
terhadap virus. Jamur, dan protozoa. Efek samping penggunaan kloremfenikol antara
lain :
a. Reaksi
hematologic berupa depresi sumsum tulang dan anemia aplastik.
b. Reaksi
saluran cerna yakni mual,muntah, diare, glositis, dan enterokolitis.
c. Sindrom
gray, yaitu menghambat fungsi penggabungan oksidase hepatik yang dapat
mengakibatkan penghambatan metabolisme obat. Kelainan ini dikarenakan belum
sempurnanya kemampuan hati untuk mengadakan konjungsi dengan asam glukronat.
d. Bila
diberikan kepada anak usia dibawah satu tahun dapat menyebabkan penyakit
kuning. Sehingga mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, akibatnya
pembuatan hemoglobin / sel darah merah akan terganggu.
e. Diduga
sebagai penyebab timbulnya Gray Baby
Sindrome yaitu gejala bayi berkulit warna abu-abu, perut kembung, suhu
tubuh rendah, susah bernapas, demam, yang bisa menyebabkan kematian.
Nitrofurazon
Nitrofurazon
adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai salep atau obat luar. Nitrofurazon
yang dicampurkan dalam pakan ayam sebagai senyawa antimikroba, menunjukkan
potensi pemicu kanker. Efek farmakologi nitrofurazon dari hasil penelitian
terhadap tikus dapat mengakibatkan skin lesion pada kulit serta infeksi pada
kandung kemih.
Formalin
Formalin
merupakan bahan pengawet yang paling banyak disalahgunakan untuk produk pangan.
Formalin dapat digunakan sebagai antiseptik, desinfektan dan pengawet dalam
biologi. Dalam dosis kecil (<1%) digunakan untuk perawat sepatu, lilin,
shampo mobil. Kenyataan formalin masih digunakan pada pengolahan tahu, bakso,
mie basah, pengering ikan, dll. Formalin akan menyebabkan sakit perut, depresi
susunan syaraf, karsinogenik.
Jika
kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua
zat yang terdapat dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan
kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Formalin adalah larutan 37
persen formaldehida dalam air, yang biasanya mengandung 10 sampai 15 persen
metanol untuk mencegah polimerasi. Formalin dapat dipakai sebagai bahan anti
septik, disenfektan, dan bahan pengawet dalam biologi. Zat ini juga merupakan
anggota paling sederhana dan kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO.
a. Bahaya
utama
Formalin sangat berbahaya bila tertelan dan akibat
yang ditimbulkan dapat berupa bahaya kanker pada manusia.
b. Bahaya
jangka pendek (akut)
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut
terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi
pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah
rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi
kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, sistem susunan saraf pusat dan
ginjal.
c. Bahaya
jangka panjang (kronik)
Jika tertelan
akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-
muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada
tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Kalium
Bromat
Pada mulanya
kalium bromat digunakan untuk memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan kue.
Kalium bromat pada akhirnya telah dilarang pada beberapa negara karena dianggap
bersifat karsinogenik. Jika terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
methemoglobinemia (kelainan dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi
pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk
pangan, kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan,
gejalanya mual, muntah dan diare. Brominated vegetabl oil, kloramfenikol dan
Nitrofurazon merupakan bahan tambahan yang dilarang penggunaannya.(potasium
bromat) digunakan untuk memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan kue.
Kalium bromat
digunakan para pembuat roti maupun perusahaan pembuat roti untuk membantu
proses pembuatan roti dalam oven dan menciptakan tekstur bentuk yang lebih
bagus pada proses penyelesaian akhir produknya.bila digunakan dalam jumlah
kecil, zat ini akan hilang selama pembakaran atau pemanasan. Bila terlau banyak
digunakan,sisas kalium bromat akan tetap banyak dalam roti.
Dihidrosafrol
Pemberian dosis 500
ng/24 jan dengan cara dioles pada kutit pada kelinci terjadi reaksi sedang.
Terjadi gangguan iritasi pada kulit dan mata.
Dulkamara
Dapat menghasilkan efek
samping antara lain tukak lambung. Pada keracunan dalam dosis tinggi menyebabkan
penurunan tekanan darah, demam, halusinasi,
dan akhirnya koma.
Biji
tonka
Menghambat atau
menghentikan pembekuan darah dan berfungsi sebagai antikoagulan. Komarin
mengganggu sintesa vitamin K pada bagian pencernaan manusia. Akibat kekurangan
vitamin K, pembekuan darah terganggu. Kajian toksisitas biji tonka secara
ilmiah belum ada. Biji tonka dimasukkan dalam daftar senyawa perisa yang
ditarang. Jangan menggunakan biji tonka apabita anda sedang hamil, akan hamil dalam waktu dekat, sedang
menyusui, dan bayi dan anak-anak. Penggunaan tonka berlebihan akan mengakibatkan
kelebihan
berat badan bagi penggunanya.
Kokain
Penyalahgunaan kokain
menyebabkan ketergantungan psikologis yang kuat. Keracunan akut dosis rendah
menyebabkan euphoria dan agitasi. Dosis lebih besar menyebabkan hipertermia,
muat, muntah, sakit perut, sakit dada, takikardi, aritmia ventricular. hipertensi, gelisah luar biasa, agitasi, hausinasi,
midriasis, dapat disertai depresi SSP dengan pernapasan yang tidak beraturan,
konvulsi, koma, gangguan jantung, pingsan dan mati.
Nitrobenzen
Beberapa kejadian
keracunan dan kematian pada manusia akibat menghirup nitrobenzen terjadi di
beberapa negara. Ginjal
menjadi organ target dari paparan terhadap nitrobenzen. Wanita yang menghirup
nitrobenzen ginjatnya akan mengeras dan membesar. Hati akan membesar, dan
mengerds sehingga akan mengganggu produksi serum, khususnya pada wanita. Gejala necrotic pada manusia
terjadi akibat menghirup nitrobenzen berupa sakit kepala, vertigo, muat, dan
pingsan. Kematian dapat terjadi apabila nitrobenzen temakan datam jumlah
tinggi.
Sinamil
antranilat
Pemberian sinamil
antranilat pada mencit jantan dan betina dapat menyebabkan tumor paru-paru.
Begitu pula pada tikus, dengan jumtah diet yang sama menyebabkan tumor pada
ginjal dan pankreas.
Minyak
kalamus
Minyak kalamus
mengandung beta-asaron. Akar dan rhizoma telah digunakan sebagai obat-obatan
untuk mengatasi berbagai penyakit seperti epitepsy hysteria.
Minyak
tansi
Minyak tansi dapat
menyebabkan kejang tanda keracunan antara lain muntah, radang Lambung, merah
kuLit, kram, hitang kesadaran, nafas sesak. penyimpangan denyut jantung,
pendarahan usus, dan hepatitis. Kematian terjadi akibat sirkulasi pernafasan
terhambat dan perubahan degeneratif organ terjadi pada manusia. Dapat
menyebabkan aborsi.
Minyak
sassafras
Safrol yang terdapat
dalam minyak sassafras dapat merusak jaringan hati secara permanen, dan dapat
menyebabkan kanker hati pada konsentrasi tinggi yang diujikan pada hewan.
Minyak sassafras dapat puLa mempercepat denyut jantung, haLusinasi, paratisis,
dan efek lainnya yang di[aporkan terjadi pada manusia yang mengkonsumsi
sassafras. Zat kimia yang terdapat daLam minyak sassafras bersifat
karsinogenik.